Monthly Archives: December 2017

Lebih Dekat dengan La Nyalla (bagian-3)

Gubernur Harus Turun ke Daerah

Dua periode dipercaya memimpin Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur membuat Ir. H. La Nyalla Mahmud Mattalitti memahami taksonomi dunia bisnis dan problematika ekonomi regional.

Karakter La Nyalla yang cenderung menjadi problem solver dan pantang menyerah, membuat Kadin Jatim menjadi salah satu Kadin Provinsi yang paling aktif di antara anggota Kadin Indonesia.

Karena itu, dalam perbincangan kali ini, banyak ide dan pikiran La Nyalla tentang ekonomi regional Jawa Timur yang menarik diikuti. Berikut petikannya:

Secara umum sektor apa saja yang harus diperhatikan sehingga kondisi ekonomi Jatim bisa tetap bagus?

Tentu sektor investasi, konsumsi, transportasi barang serta perdagangan harus secara terus-menerus dikuatkan. Di luar sektor-sektor itu, ada beberapa yang juga perlu diperhatikan. Seperti sektor pertanian, sektor industri dan sektor perdagangan.

Di sektor pertanian, misalnya, kini kondisi lahan telah mengalami mutasi pemanfaatan sekitar 1.100 hektar per tahun. Manajemen pemanfaatan lahan harus diperhatikan. Pencetakan lahan baru pertanian harus terus dianggarkan. Selain fasilitas teknis seperti irigasi, bibit dan pupuk. Selama ini Jatim masih menjadi salah satu daerah lumbung pangan nasional, sehingga kondisi ini harus terus dipertahankan, bahkan ditingkatkan.

Sedangkan untuk sektor industri,  dari catatan di Kadin, impor bahan baku masih cukup tinggi yakni sekitar 79,83%. Juga tantangan lain di sektor perdagangan berupa biaya logistik yang masih tinggi. Di sektor transportasi barang, bukan hanya fasilitasnya yang ditingkatkan kinerjanya, tapi harus mampu menciptakan satu sistem logistik daerah (sislogda) yang efektif dan efisien. Tingginya bahan baku industri harus diarahkan kepada hasil industri yang berorientasi ekspor.

Pemerintah provinsi harus mampu melakukan komunikasi efektif dengan otoritas jasa pelabuhan untuk terciptanya sislogda yang murah dan efisien. Sehingga barang ekonomi Jatim menjadi kompetitif. Bongkar-muat barang dari depo di daratan pelabuhan bisa lebih cepat, peningkatan pelayanan terhadap pelayaran semaksimal mungkin sehingga biaya angkutan jadi murah, sehingga dwelling time bisa ditekan hingga maksimal 3 hari.

—  Jatim tercatat memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi, apakah distribusi perekonomian sudah merata di Jatim?

Jawa Timur adalah provinsi yang luar biasa besar potensinya. Semua sektor yang ada di Jatim berdaya saing. Baik pertanian, jasa, perdagangan, pariwisata, apalagi industri. Hanya saja kondisi sektor ekonomi itu di masing-masing kabupaten/kota agak berbeda. Sehingga distribusi hasil pembangunan perekonomian belum terkonsolidasi. Masih ada disparitas antar kawasan di provinsi di Jatim, Timur, Selatan, Barat dan Utara. Di sinilah prioritas yang harus dilakukan oleh Pemprov Jatim.

Menstimulasi kekuatan ekonomi ke arah pemerataan di Jatim memang bukan perkara mudah. Tapi harus terus menerus diupayakan. Tidak boleh tidak. Jumlah penduduk Jatim yang besar merupakan tantangan yang tidak ringan untuk mencapai pemerataan ekonomi yang ideal. Tapi harus terus dikejar. Tidak ada yang tak mungkin dalam hidup ini sepanjang terus diupayakan.

Jika kepemimpinan di provinsi bisa berjalan efektif, maka koordinasi dan komunikasi dengan kepala daerah di bawahnya (bupati/walikota)  bisa lebih kuat. Jangan lupa, fungsi utama gubernur adalah fungsi koordinatif.  Sebab yang punya wilayah dan punya rakyat adalah bupati/walikota.

Pemprov Jatim harus terus mendorong dan mengupayakan daerah-daerah tertinggal untuk diprioritaskan penguatan ekonominya agar pertumbuhan jadi merata dan seimbang. Distribusi investasi harus di arahkan ke wilayah sana. Tentu Pemprov juga mengupayakan penguatan infrastruktur agar investor berkenan.

Fungsi Pemprov ke depan harus memainkan keseimbangan tersebut.  Pemprov harus menjadi inisiator dan negosiator utama ke pemerintah pusat untuk penguatan infrastruktur di daerah-daerah (kabupaten/kota) yang masih tertinggal secara ekonomi.

Yakin pemerataan ekonomi di Jatim bisa dicapai?

Harus. Kenapa tidak. Saya selalu yakin dengan apa yang saya katakan dan saya lakukan. Saya sudah membawa Kadin Jatim ke arah keseimbangan antar daerah dalam provinsi sejak tujuh tahun terakhir. Baik secara kelembagaan, maupun keseimbangan penguatan antar pengusaha antar daerah. Kadin Jatim sudah banyak membuatkan akses dan jaringan antara pengusaha daerah (kabupaten/kota) dengan kekuatan pasar ekonomi-bisnis regional maupun internasional. Penguatan industri dan akses pasar harus diseimbangkan ke semua daerah kabupaten/kota yang ada di Jatim.

Sektor industri bisa menjadi backbone keseimbangan pemerataan perekonomian di Jatim. Karena sektor industri selama ini telah memberikan kontribusi yang tinggi terhadap PDRB Jatim yakni sekitar 29%. Selain mengerek sektor terkait lainnya, sektor industri juga bisa menaikkan daya beli masyarakat melalui rekrutment tenaga kerja sebanyak mungkin. Tinggal distribusinya yang perlu diarahkan secara merata ke seluruh kawasan di Jatim. Tentu infrastruktur dan akses transportasi diperkuat.

Penguatan pelabuhan di wilayah pantura mulai dari Tuban hingga Banyuwangi, maupun wilayah selatan harus terus dikejar. Harus didorong juga tumbuhnya industrial estate dan pergudangan di sekitar pelabuhan daerah.  Dan harus dikawal perkembangannya secara terus-menerus. Fasilitasnya terus diperkuat. Tiga pilar utama industri, yakni bahan baku, transportasi, tenaga kerja dan jasa terkait lainnya juga harus diperkuat agar industrinya menjadi kuat.

Pemprov harus mampu melakukan mapping problematika yang dihadapi masing-masing daerah terkait penguatan ekonomi-bisnisnya. Khususnya dalam menghidupkan sektor industri. Dicarikan solusinya dan dikawal eksekusi kebijakannya. Kekompakan antar kepala daerah dalam satu kawasan di provinsi adalah mutlak harus. Untuk satu tujuan dalam rangka pemerataan ekonomi.

Penguatan kawasan adalah sistemik yang harus didukung semua kepala daerah yang ada di kawasan tersebut. Baik kawasan Timur Jatim, Barat,  Selatan dan Utara. Misalnya industri migas di Bojonegoro harus didukung Bupati Tuban untuk sektor hilirnya, baik perizinan pipanisasi maupun kepelabuhanan migas.

Maka itu gubernur dan wakilnya harus mengetahui secara detil persoalan masing-masing ekonomi daerah. Jika perlu tiap hari harus berada di daerah kabupaten/kota. Semua kekuatan yang dimiliki oleh provinsi harus di arahkan untuk penguatan ekonomi kabupaten/kota. Karena sejatinya di situlah fungsi dan peran pemerintah provinsi dalam menyejahterakan rakyatnya.

Sektor apalagi yang bisa mendorong perekonomian di Jatim?

Dalam pembangunan perekonomian nasional sektor properti memiliki peran penting. Begitu juga bagi pembangunan daerah seperti Jatim. Sektor ini sama strategisnya dengan sektor-sektor lain, seperti pertanian, industri,  perdagangan, jasa, dan lain-lain.

Properti dengan titik berat di bidang pembangunan perumahan dan konstruksi merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan efek berantai cukup panjang. Karena itu sektor ini punya dampak besar untuk menarik dan mendorong perkembangan sektor-sektor ekonomi lainnya.

Sektor properti mengerek lebih dari 175 produk industri terkait, seperti produk industri baja, aluminium, pipa, semen, keramik, batu bata, genteng, kaca, cat, furnuture, kayu, peralatan rumah tangga, alat kelistrikan, home appliances, gypsum, dan lain-lain.  Industri bahan bangunan dan konstruksi tersebut umumnya sektor padat karya yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak. Karena itu sektor properti langsung atau tidak telah  mendorong produktifitas daerah, mengurangi angka pengangguran, dan menekan angka kemiskinan. Sektor properti sendiri menciptakan lapangan kerja cukup besar mulai tenaga kasar atau tukang,  staf, hingga pekerja profesional.

Ini belum menyebut dampak positif terhadap profesi-profesi terkait, seperti arsitek, desainer interior, kontraktor, landscaper, property agent, notaris, dan sebagainya. Perbankan  sudah pasti ikut merasakan kue bisnis sektor properti melalui penyaluran kredit, baik kepada pengembang (korporasi) maupun konsumen (KPR/KPA).

Pemerintah dan pengembang (REI dan Apersi) menyepakati suplai rumah  dari semua tipe sekitar 400 ribu unit per tahun. Apabila harganya rata-rata Rp350 juta per unit,  maka total nilai transaksinya  mencapai Rp140 triliun per tahun dengan total serapan tenaga kerja sekitar 4 juta. Ini hanya dari sub sektor perumahan, belum produk properti lainnya seperti ruko, perkantoran, trade centre, mal, hotel, resor, kawasan industri, pergudangan, dan lainnya.(habis)

 

Leave a comment

Filed under Others

Lebih Dekat dengan La Nyalla (bagian-2)

Hikmah Dituduh Koruptor

Masih tentang sosok Ir. H. La Nyalla Mahmud Mattalitti, tokoh sekaligus pengusaha yang belakangan namanya kerap ditulis sebagai bakal calon gubernur oleh sejumlah media di Jawa Timur.

La Nyalla pun ikut meramaikan lobi politik ke sejumlah partai. Di antaranya partai Gerindra, PAN, dan PKS. Ia mengaku sudah menjalin komunikasi dengan pegiat di partai-partai tersebut.

Lalu apa tawaran program La Nyalla sebenarnya? Apa yang membuat partai politik tertarik mengusung La Nyalla sebagai calon kepala daerah di Jatim? Berikut lanjutan wawancara dengan Ir. H. La Nyalla Mahmud Mattalitti:

— Apa program andalan Anda bila nanti maju sebagai calon gubernur?

Program saya sebenarnya bukan anti-thesa dari program dan kebijakan yang sudah dijalankan Gubernur Soekarwo. Hanya saja, program saya adalah penajaman yang lebih terukur dari gagasan besar yang saya usung, yakni mengatasi kemiskinan dan membangun Jawa Timur yang berkeadilan sosial.

Apa yang saya pertajam? Ada tiga hal. Pertama, mengatasi kemiskinan. Kedua, menempatkan rakyat sebagai subyek, bukan obyek pembangunan. Ketiga, menerapkan semua instrument pembangunan menuju kemakmuran.

Ketiga hal itu, saya implementasikan melalui tiga pendekatan juga. Yakni, yang pertama APBD untuk rakyat miskin. Kedua, penerapan filosofi keadilan sosial dalam pembangunan dan ketiga, karena latar belakang saya pengusaha, maka saya terapkan konsep government entrepreneurship.

Tiga penajaman dan tiga pendekatan ini, akan menuju goal, Jawa Timur makmur. Dengan roadmap yang sudah saya susun untuk 19 sektor prioritas. Di antaranya, sektor daya saing manusia, melalui pendidikan, kesehatan, moral dan agama, olahraga. Juga daya saing ekonomi melalui infrastruktur dan desa, dunia usaha dan industri, buruh dan tenaga kerja, koperasi dan UMKM, kewirausahaan, pertanian-perkebunan dan peternakan, nelayan-perikanan dan budidaya, juga ketahanan sosial melalui pesantren dan kelompok masyarakat serta lainnya.

— Menurut perundangan dan regulasi, tugas pokok dan fungsi gubernur sangat terbatas. Ada peran DPRD juga sebagai mitra. Bagaimana Anda bisa mengusung target besar dalam program Anda?

Gubernur memang bekerja bersama DPRD. Bahkan Gubernur juga bukan atasan bupati atau walikota. Tetapi kalau kita baca UU nomor 9 tahun 2015, tentang pemerintahan daerah, kalau kita simpulkan, salah satu tugas penting Gubernur adalah menciptakan iklim atau suasana yang kondusif di provinsinya, dengan melakukan koordinasi dengan semua instansi terkait, termasuk bupati dan walikota.

Bahasa saya, iklim yang kondusif itu adalah rakyat di provinsi ini nyaman dan makmur. Ini hanya bisa dicapai kalau terjadi keadilan sosial. Keadilan sosial itu adalah keberpihakan pemerintah secara adil kepada semua stakeholdernya.

Apakah bisa memuaskan semua pihak? Tentu sulit. Tetapi ingat, pemerintahan punya alat untuk memaksa. Yaitu peraturan perundangan, perda hingga surat edaran gubernur. Kalau kekuasaan itu dipandang sebagai alat untuk menuju kepada terciptanya keadilan, maka kekuasaan itu akan membawa manfaat.

Karena itu, bagi saya, kalau kekuasaan itu bisa kita jadikan sebagai alat untuk memperluas ladang amal sholeh kita, dan amal sholeh itu pasti membawa kebaikan bagi sesama manusia, maka amanah kekuasaan itu harus kita jalankan. Tetapi kalau niat kita bukan itu, akan sulit menciptakan iklim yang kondusif tadi, yaitu keadilan sosial.

— Anda selalu mengaitkan dengan keyakinan atau doktrin agama Anda. Dalam kontestasi pilkada, apakah tidak khawatir dijauhi oleh kelompok non muslim?

Islam itu agama rahmatan lil ‘alamin. Artinya Islam adalah agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta. Alam semesta ya. Bukan saja manusia. Tapi juga binatang, tumbuhan dan semua yang ada di alam semesta ini.  Ini bukan omongan saya. Tapi ini teks Alquran di surat al-anbiya. Bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat untuk semesta alam.

Rasulullah SAW sudah memberi contoh bagaimana memimpin dan mengatur penduduk di Madinah ketika itu. Ada masyarakat nasrani, ada juga umat yahudi. Hidup damai berdampingan. Itu sudah dicontohkan.

Saya pun bekerja bersama dengan teman-teman non-muslim di organisasi. Baik itu di Kadin Jatim, di Pemuda Pancasila atau di PSSI. Tidak pernah ada masalah. Mereka juga memberi amanah kepada saya untuk memimpin organisasi. Saya dipilih untuk memimpin Kadin Jatim sudah dua periode.

Ukurannya, sebagai pemimpin, kita harus punya leadership, memberi contoh dan menjadi problem solver. Saya orang yang memilih optimis ketimbang pesimis. Semua persoalan yang ada di organisasi, saya yakini pasti ada jalan keluar. Selama kita optimis dan mau bekerja serius.

— Pernah gagal?

Latar belakang saya pengusaha. Setiap pengusaha pasti pernah gagal. Dan pengusaha yang berhasil, rata-rata pernah gagal. Jadi kegagalan itu harus dimaknai sebagai pembelajaran serta sebagai ajang koreksi diri. Dan jangan pernah putus asa. Itu prinsip. Karena dibalik kegagalan pasti ada suatu hikmah.

Allah SWT sudah mengingatkan, boleh jadi apa yang menurut kita baik, ternyata tidak baik bagi Allah SWT. Atau sebaliknya, apa yang tidak kita sukai, ternyata itu baik buat kita menurut Allah SWT. Karena itu saya selalu pasrahkan semua ikhtiar saya kepada sang pemilik skenario hidup saya. Tentu dengan selalu berprasangka baik kepada Allah SWT.

— Apa hikmah terbesar dalam hidup yang Anda petik?

Terus terang hikmah terbesar dalam hidup saya adalah ketika saya dituduh terlibat korupsi penyimpangan dana hibah Kadin Jatim. Saat itu saya benar-benar terpukul karena seolah saya koruptor kelas kakap. Bahkan di persidangan saya seolah disorot oleh seluruh rakyat Indonesia sebagai terdakwa koruptor.

Tetapi Alhamdulillah, akhirnya selama persidangan, dari 24 saksi yang dihadirkan jaksa, tidak ada seorang pun yang menyatakan saya terlibat dan korupsi. Akhirnya majelis hakim pun memutus saya bebas murni dan tidak terbukti melakukan seperti apa yang didakwakan jaksa.

Di situ saya mengambil hikmah. Pasti Allah SWT punya rencana terhadap diri saya. Dan saya juga sudah melupakan dan tidak dendam dengan siapapun yang terlibat dalam menjadikan saya pesakitan di persidangan itu. Sudah saya lupakan. Saya memang lebih senang menatap masa depan, ketimbang melihat ke belakang. Kita lihat ke belakang sebagai pelajaran saja. Ambil hikmahnya. (bersambung)

Leave a comment

Filed under Others

Lebih Dekat dengan La Nyalla (bagian-1)

Gunakan Alquran sebagai Inspirasi

Nama Ir. H. La Nyalla Mahmud Mattalitti belakangan makin santer dibicarakan di Jawa Timur, seiring berlangsungnya agenda dan persiapan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur di tengah tahun 2018 mendatang.

Sosok La Nyalla memang sudah cukup dikenal. Baik melalui beragam organisasi yang dia geluti, mulai dari Kadin, La Nyalla Academia, Pemuda Pancasila hingga PSSI. Maupun melalui sifat pribadinya yang terbuka, egaliter dan tak membedakan orang yang dikenal atau mengenalnya.

Namun, belum banyak orang mendalami dan mendengar pikiran-pikiran orisinal La Nyalla, yang selama ini lebih banyak dia wujudkan dalam aktivitas kesehariannya.

Dalam diskusi atau obrolan ringan, hingga chat whatsapp yang dia kirim ke kolega atau teman-temannya, pikiran-pikiran La Nyalla mengalir jernih menjadi rangkaian visi-misi dan cita-cita hidupnya, yang patut diteladani. Mengapa patut diteladani? Karena La Nyalla selalu mengambil semua hikmah itu dari agama yang dia anut. Melalui Al-Quran dan penyampainya, Rasulullah SAW.

Berikut pokok-pokok pikiran La Nyalla yang dirangkum dalam tanya-jawab seputar falsafah hidup dan cita-cita seorang Ir. H. La Nyalla Mahmud Mattalitti. Petikannya:

— Sebenarnya apa prinsip dasar Anda dalam menjalani kehidupan ini?

Sebenarnya sangat sederhana. Tapi mendasar. Saya tidak ingin menjadi orang yang merugi. Itu yang ada dalam pikiran saya. Karena semua orang pada hakekatnya merugi. Kecuali mereka yang beriman dan beramal sholeh. Ini prinsip dasarnya.

Inilah visi hidup pribadi saya. Karena janji Allah SWT di Alquran, orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, akan kekal di surga. Itu pasti. Karena itu janji Allah SWT. Dan Allah SWT mengatakan mereka itulah pewaris bumi ini. Karena Allah SWT ridlo kepada mereka untuk mengelola bumi ini. Itu sejatinya.

Oleh karena itu, harus ditindaklanjuti dengan misi di dalam pribadi kita untuk menjalankan visi itu. Apa itu? Pastikan kita beriman. Mukmin. Beriman kepada Allah SWT, beriman kepada malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan seterusnya. Dan itu harus diwujudkan dengan keyakinan yang kuat di hati. Dikatakan dalam lisan dan dijalani dengan perbuatan.

Lalu, kita perbanyak amal sholeh yang telah dicontohkan Rasulullah SAW. Sehingga ini menjadi perpaduan antara hablum-minallah dan hablum-minannas.

Ada banyak amal sholeh. Mulai dari yang sederhana sampai yang berat. Amal sholeh yang sederhana tetapi dicintai Rasulullah SAW adalah memasukkan kebahagiaan ke dalam dada saudaranya. Artinya bermanfaat bagi sesama. Membantu saudara kita yang kesulitan. Bahkan itu lebih dicintai Rasulullah SAW daripada sebulan penuh itikaf di masjid Nabawi.

Itulah kenapa di dalam Alquran ada puluhan ayat di beberapa surat, dimana Allah SWT mengulang-ulang tentang keutamaan orang-orang yang beriman dan beramal sholeh.

Itu menjadi prinsip atau boleh dikatakan visi hidup saya pribadi.

— Prinsip yang sangat mendasar. Apakah hanya sebatas pribadi Anda?

Beriman dan beramal sholeh awalnya kan prinsip individu saya. Nah dalam berorganisasi, prinsip ini saya jalankan. Sehingga kalau kita bersama-sama, tentu cakupannya lebih luas dan lebih besar, ketimbang saya pribadi.

Itulah kenapa di Kadin Jatim, saya galang pengusaha-pengusaha untuk berbagi dengan saudara-saudara yang lain secara rutin. Sudah ada mekanismenya. Tidak perlu saya sebutkan bagaimana dan siapa serta berapa banyak yang kita sisihkan. Begitu juga di Pemuda Pancasila. Termasuk di yayasan yang saya dirikan, La Nyalla Academia. Lebih fokus ke situ. Karena itu tagline Yayasan La Nyalla Academia itu bunyinya; bersama untuk kebaikan. Itu perwujudan dari amal sholeh.

Dan aktivitas La Nyalla Academia itu sebenarnya bukan akhir-akhir ini. Sudah hampir 19 tahun saya jalani. Tetapi dulu mungkin belum ada media sosial, sehingga tidak menyebar atau tidak terpublikasi. Sekarang teman-teman relawan di La Nyalla Academia punya grup whatsapp, ada facebook dan lain-lain, sehingga menyebar ke mana-mana.

— Jadi bukan karena menjelang Pilgub Jatim? 

Bukan.

— Tapi ada cita-cita untuk menjadi Gubernur atau Wakil Gubernur Jatim?

Menjadi Gubernur itu bukan cita-cita. Itu ikhtiar saya untuk semakin memperluas ladang amal kita. Karena saya melihat kekuasaan itu hanya alat. Hanya sarana saja, untuk memperluas kebaikan yang bisa kita sebarkan.

Makanya dalam ikhtiar saya mencalonkan diri sebagai Gubernur Jatim, saya memprioritaskan program yang mungkin berat bagi sebagian orang, yakni mengatasi kemiskinan dan membangun Jawa Timur yang berkeadilan sosial.

Sebab jujur saja, angka kemiskinan di Jatim masih di atas rata-rata angka kemiskinan nasional. Angka kesenjangan juga masih di atas nasional. Artinya ada persoalan mendasar, kemiskinan dan ketidakadilan sosial. Sebenarnya dua hal itu lingkaran yang saling terkait.

— Anda cukup berani mengusung target yang berat, Anda yakin mampu? 

Saya sejak dulu punya prinsip pantang menyerah. Kesulitan pasti ada. Tapi kalau kita serius dan sungguh-sungguh, pasti ada jalan. Apalagi untuk kebaikan. Pasti Allah SWT bukakan jalan. Saya punya keyakinan sendiri.

Tentu, sebagai sebuah ikhtiar, kalkulasi rasionalnya harus ada. Kuncinya, kalau Gubernur Jatim bisa menyatukan irama dan langkahnya dengan kekuatan 29 Bupati dan 9 Walikota di Jatim, insya Allah tidak ada yang tidak bisa kita selesaikan. Ingat salah satu doktrin Pancasila, gotong royong. Kekuatan APBD Provinsi Jatim sekitar 23 triliun rupiah. Tapi kalau ditambah dengan kekuatan 38 kabupaten/kota menjadi 100 triliun lebih. Tinggal kita mau serius atau tidak? Kuncinya bersatu. Kompak, antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

— Kalau tadi Anda bilang menjadi Gubernur bukan cita-cita, mengapa berikhtiar menjadi Gubernur?

Kalau ditanya cita-cita, jawabnya cuma dua; cita-cita saya di bumi ini adalah yang pertama; meninggal dalam keadaan khusnul khotimah dan yang kedua, Allah SWT ridlo dengan amalan-amalan saya. Itu cita-cita saya.

Ikhtiar menjadi Gubernur seperti saya sebutkan tadi, harus memaknai kekuasaan “hanyalah” alat atau sarana untuk memperluas amal sholeh tadi. Seperti ketika saya didaulat untuk memimpin Kadin Jatim atau Pemuda Pancasila, saya meyakini saya bisa menggunakan Kadin dan Pemuda Pancasila sebagai alat atau sarana untuk memperluas ladang amal kita. Yang dirasakan manfaatnya oleh anggotanya.

Kalau di organisasi, manfaatnya kan dirasakan oleh anggotanya. Kalau Gubernur, manfaatnya harus dirasakan oleh rakyat Jawa Timur. Jadi niatnya harus itu. Sehingga Allah SWT ridlo, insya Allah.

— Pendekatan Anda Islami banget ya?

Karena saya muslim. Itu saja. Saya tidak tertarik berdiskusi tentang kelompok-kelompok. Karena yang paling punya hak atas agama Islam adalah Allah SWT. Yang paling superior adalah Allah SWT. Jadi disebut apakah orang yang tunduk kepada Allah SWT? Muslim. Jadi saya tidak mau menerima cap apapun atau kelompok apapun di dalam Islam, selain muslim.

Karena saya memeluk agama Islam. Dan Islam punya dua kutub, vertikal dan horizontal. Yang pertama kutub vertikal, kita berserah diri, tawakal, tunduk dan taat kepada Allah SWT sebagai Tuhan semesta alam.

Kedua, dalam kutub horizontal, makna Islam berarti damai. Sebagai muslim, kita harus menjaga kedamaian di bumi, baik damai kepada sesama manusia maupun damai kepada makhluk lainnya seperti tumbuhan, hewan, lingkungan dan semuanya.

Karena itu saya sejak dulu merangkul semua golongan. Semua karakter dan kelompok ada di organisasi yang saya ikuti. Di Pemuda Pancasila atau pun di Kadin Jatim, ada semua kelompok dan golongan. Saya tidak membeda-bedakan. Saya rangkul semua.

Makanya ada teman-teman dekat saya yang mungkin juga punya pertanyaan itu. La Nyalla ini sebenarnya “alirannya” apa. Mungkin ada pertanyaan itu. Karena kalau di rumah, saya menggelar sholat tarawih Ramadhan 11 rekaat, tetapi saya juga ziarah ke makam wali-wali. Itu bagi saya pertanyaan yang tidak perlu dijawab. Karena kalau ditanya pasti akan saya jawab saya muslim. Karena Allah SWT itu hakekatnya mengikuti prasangka hambanya. Selama kita berprasangka baik, insya Allah itu baik.

— Selama ini banyak yang menilai Anda identik dengan sosok preman,  bukan sosok yang religius. Apa komentar Anda?

Itu sudah lama. Dan saya dari dulu punya prinsip saya tidak akan menjelaskan siapa saya. Apa yang saya lakukan dalam konteks tuduhan orang soal saya preman. Karena kan ada pernyataan begini, tidak perlu menceritakan siapa Anda, karena orang yang suka kepada Anda tidak perlu itu, dan orang yang tidak suka kepada Anda, tidak akan percaya. Jadi ya biar Allah SWT yang menilai.

Menurut saya sebaiknya pertanyaan seperti ini ditanyakan kepada orang-orang yang tahu siapa saya, atau yang mengikuti perjalanan saya. Tahu bagaimana saya sebelum usia 40 tahun, dan tahu bagaimana saya setelah usia 40 tahun. Ada banyak saksi hidup perjalanan saya. Salah satunya Profesor Sam Abede Pareno, yang menulis buku tentang saya, yang diberi judul Hitam-Putih.

Saya hanya punya prinsip, orang yang masa lalunya pernah dinilai buruk, apakah tidak bisa menjadi baik? Apakah sejarah Rasulullah SAW tidak diwarnai dengan beberapa sahabatnya yang dulunya hidup di era jahiliyah, lalu menjadi sahabat dan pejuang Islam? Bukankah memang fungsi Islam itu membawa kita dari dzulumat atau era kegelapan kepada nur, era kebenaran? Itu saja yang bisa saya ceritakan soal ini.  (bersambung)

 

Leave a comment

Filed under Others